Selasa, 17 Februari 2009

LUMPUR LAPINDO : BENCANA ALAM VS HUMAN ERROR



Menurut laporan terbaru yang dipaparkan oleh dua orang insinyur petroleum terkemuka yakni Maurice Dusseault PhD dari Universitas Waterloo Kanada dan insinyur S3 dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) USA, Baldeo Singh, dalam acara komunitas ilmuwan geolog di Cape Town, Afrika Selatan, menyimpulkan bahwa bencana letusan lumpur Sidoarjo bukan dipicu kegiatan pengeboran.

“Gempa dan gempa-gempa susulan di Yogyakarta serta dampak yang ditimbulkannya merupakan kunci penyebab kejadian,” demikian penggalan dalam laporan tersebut.


Bencana letusan lumpur Sidoarjo berawal pada tanggal 29 Mei 2006. Peristiwa itu terjadi setelah gempa bumi yang berkekuatan 6,3 skala richter menyerang Yogyakarta dan sekitarnya. Lumpur panas mulai meletus dari retakan panjang pada jarak 200 km dari pusat terjadinya gempa. Sejak itu, 150.000 m3 lumpur terus keluar tiap hari, menggenangi desa-desa sekitar dan menyebabkan kerusakan pada infrastruktur lokal. Menurut para ahli, aliran lumpur sepertinya dapat berkelanjutan hingga waktu lama.


Laporan kedua due diligence disodorkan Ralph Adams, insinyur asal Kanada yang sudah berpengalaman 29 tahun dalam pengeboran minyak dan gas di Indonesia. Adams menulis laporan Banjar Panji-1 Well Control Incident Report.


“Program pengeboran dan perubahan rangka sumur pengeboran bukan menjadi penyebab letusan (semburan), melainkan dibuka oleh gempa besar kurang dari 24 jam sebelum kena sumur,” tulisnya.


Dua hasil penelitian ini memperkuat kajian tim geologi Norwegia, Prancis, dan Rusia yang menyimpulkan gempa bumi Yogyakarta sebagai penyebab terjadinya letusan lumpur Sidoardjo. Tim yang dipimpin volkanolog lumpur, Dr. Adriano Mazzini dari University of Oslo, telah melaporkan hal ini di Earth and Planetary Science Letters pada 12 Juli 2007. “Ini menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut mendistribusikan tekanan berulang-ulang di beberapa bagian pada pulau Jawa,” tulis Dr. Mazzini dalam laporannya. Di beberapa tempat yang dapat memperparah pecahan pada kesalahan terdahulu, menyebabkan tekanan hawa menjadi lembab. Sehingga menyerap dan menghasilkan letusan melalui banyak proses di bawah permukaan tanah.


Hal ini menanggapi teori dari Richard Davies, geolog asal Universitas Durham, Inggris yang sepenuhnya menyalahkan bahwa lumpur Lapindo disebabkan karena pengeboran gas Banjar Panji-1 yang tidak memenuhi syarat kelayakan. Laporan pertama dibuat berdasarkan studi due dilligence mengenai proses pengeboran. Pada laporan bertajuk Pengamatan pada Perencanaan Peristiwa Banjar Panji-1 dan Alasan Program Pengeboran, terungkap banyak hal. Antara lain soal perencanaan yang selayaknya operasi pengeboran demi menjaga prosedur industri. Perencanaan juga dilakukan dengan standar tinggi dengan menjaga keselamatan kru.

Semula, pendapat Davies sempat menghasilkan perhatian besar dari media. Beberepa LSM menggunakannya untuk menyerang perusahaan eksplorasi joint-venture Indonesia-Australia, Lapindo Brantas Inc. Lapindo berhasil membela diri di pengadilan saat di tuntut oleh sebuah LSM lokal. Sebab LSM tersebut gagal memberikan bukti-bukti yang menunjukan kesalahan Lapindo.

Senin, 16 Februari 2009

SEBELUMNYA PERNAH TERJADI

Bledug Kuwu adalah sebuah fenomena gunung api lumpur (mud volcanoes) seperti halnya yang terjadi di Porong, Sidoarjo, tetapi sudah terjadi jauh sebelum jaman Kerajaan Mataram Kuno (732M - 928M). Terletak di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Purwodadi, Propinsi Jawa Tengah. Obyek yang menarik dari Bledug ini adalah letupan-letupan lumpur yang mengandung garam dan berlangsung secara hampir kontinyu pada daerah dengan diameter ± 650 meter. Secara etimologi, nama Bledug Kuwu berasal dari Bahasa Jawa (karena memang adanya di tengah Jawa sih… , yaitu ‘bledug‘ yang berarti ‘ledakan / meledak‘ dan ‘kuwu‘ yang diserap dari kata ’kuwur‘ yang berarti ‘lari / kabur / berhamburan‘. Mungkin kalau adanya di Jawa Barat namanya akan menjadi ‘Mèlèdug Lumpat’, atau menjadi ‘Explode Run’ jika terdapat di Greenwich.

Lokasi Bledug Kuwu dapat dilihat juga menggunakan Google Earth pada koordinat 7°07′03.90″LS, 111°07′17.61″BT seperti pada screenshot di atas. Bleduk Kuwu dapat ditempuh kurang lebih 23 km ke arah Timur (Cepu, Blora) dari Purwodadi.

Bledug Kuwu merupakan letupan gas pada endapan lempung yang terkumpul secara berkala. Endapan lempung yang cukup tebal, dimana di bagian dalamnya terakumulasi gas sehingga terbentuk ruangan yang cukup tebal dibawah tanah. Ruangan yang terbentuk memberikan tempat untuk terkumpulnya air formasi yang asin dan ikut keluar saat terjadi letupan gas setinggi 1 - 5 meter dengan interval beberapa jam. Bahkan menurut penduduk setempat dulunya tinggi letupan Bledug Kuwu dapat mencapai 10 meter dengan interval 5 menit.


Gas yang terdapat pada letupan Bledug Kuwu merupakan gas metan biogenik (biogenic methane gas) yang merupakan hasil dari proses diagenesis dan biasa terjadi pada kedalaman 0 sampai 4 km. Terbentuk dari sisa jasad mahluk hidup serta aktifitas jasad renik anaerob pada kondisi temperatur tinggi (± 100 - 125°C) dan tekanan dari beban sedimen diatasnya. Untuk keterangan tentang terjadinya proses diagenesis silahkan baca kembali artikel saya tentang Proses Pembentukan Minyak Bumi.

Air formasi yang ikut terbawa keluar saat terjadi letupan gas mempunyai kadar garam (salinitas) yang tinggi dan sangat potensial untuk diolah menjadi garam dapur. Kelebihan garam dapur volcano ini adalah sudah mengandung yodium dengan kadar yang lebih tinggi dibandingkan garam dapur hasil olahan dari air laut, meskipun berpotensi mengandung sianida juga, sehingga relatif bisa langsung digunakan tanpa harus melalui proses penambahan yodium lagi kedalam garam.

Secara geologi, fenomena yang terjadi di daerah Kuwu disebut sebagai Mud Volcano atau gunung api lumpur. Setiap ekstrusi pada permukaan lempung atau lumpur Bledug Kuwu membentuk suatu kerucut yang diatasnya terdapat suatu telaga. Ekstrusi tersebut dibarengi dengan keluarnya gas dan air (kadang-kadang juga minyak) secara kuat, bahkan dengan suara ledakan. Seringkali gas yang dikeluarkan terbakar sehingga menyerupai gunung api. Sifat gunung api lumpur ini sangat tergantung kepada iklim dan juga jumlah lempung yang dikeluarkan.
Terjadinya gunung api lumpur biasanya berasosiasi dengan suatu keadaan geologi yang lapisan sedimennya belum tekompaksikan, mempunyai tekanan tinggi dan mengakibatkan timbulnya diapir dari serpih ataupun penusukan oleh serpih. Gejala tersebut juga sering berasosiasi dengan daerah yang disebut ‘over pressured area‘, yaitu daerah tekanan tinggi yang tekanan serpihnya lebih besar daripada tekanan hidrostatik, dengan demikian dapat menimbulkan kesulitan pemboran.

BAGAIMANA DENGAN LUMPUR LAPINDO A.K.A LUSI?














Tidak pernah ada sebelumnya dalam sejarah, sebuah bencana begitu menarik perhatian dan menimbulkan kontroversi demikian besar seperti LUSI, semburan lumpur vulkanik yang tiba-tiba muncul pada 29 Mei 2006 di Jawa Timur, Indonesia. Sebagian besar bencana biasanya menarik perhatian hanya beberapa jam, hari, atau minggu untuk kemudian hilang dari ingatan publik.

Tetapi LUSI adalah bencana yang unik; lumpur panas, yang semburan pertamanya dimulai beberapa saat setelah sebuah gempa bumi berkekuatan besar terjadi sampai saat ini semburannya masih terus berlangsung dengan rata-rata mengeluarkan lumpur sampai 150.000 kubik meter per hari. Sekitar 40.000 penduduk yang tinggal dekat semburan kehilangan rumah, harta benda, dan dalam beberapa kasus kehilangan nyawa dan penghidupan mereka.

Lumpur membanjir seluruh desa, menghancurkan infrastruktur dan meruntuhkan reputasi. Semburan lumpur vulkanik paling besar di dunia ini dijuluki LUSI, singkatan dari kata dalam bahasa Indonesia, Lumpur, dan kota di Jawa Timur yang terdekat dari lokasi bencana, Sidoarjo.

MUD VOLCANO IS EVERYWHERE...........















1. EUROPE DAN ASIA

Fenomena Mud Volcano hanya sedikit terjadi di benua eropa, tetapi dozens dapat ditemukan di Kerch Peninsula tenggara dari Ukraina. Di Italia umumnya berada di utara dekat Apennines dan di Sicily. Yang lainnya relatif, mud mud volkano ditemukan di Berca Mud Volcanoes dekat Berca di Buzău County, Romania dekat Carpathian Mountains.Banyak mud volcano terdapat di shore dari laut hitam dan laut kaspia. Tenaga tektonik dan jebakan sedimentasi yang sangat besar yang mengelilinginya telah mengakibatkan mud volkano, banyak mengeluarkan gas methane dan hidrokarbon. Mud volkano dengan ketinggian lebih dari 200 meter terjadi Azerbaijan, erupsi yang sangat menghasilkan api. Iran dan pakistan juga memiliki mud volkano yang terletak penggunungan makran. China memiliki mud volcanoes di Xinjiang province. Terdapat juga mud volcanoes di Arakan Coast in Myanmar. Ada dua active mud volcanoes di South Taiwan, dan yang lainnya tidak aktif.


2. NORTH DAN SOUTH AMERICA
Mud volcanoes di Benua North American meliputi:
Shrub dan Klawasi mud volcanoes berada di Copper River basin terletak Wrangell Mountains, Alaska, USA. Banyak mengeluarkan CO2 and nitrogen; Mud volcanoes ini akibat proses magmatic.

Mud volcano dengan tinggi 30 m dengan luas puncak 100, 24 km dari Redondo Beach, California, and 800 m dibawah permukaan Pacific Ocean, mud volcanoes in the Salton Sea dekat kota Niland, California. Banyak mengeluarkan CO2. Smooth Ridge mud volcano in 1,000 m of water near Monterey Canyon, California.
Kaglulik mud volcano, 43 m di bawah permukaan Beaufort Sea, dekat batas utara Alaska and Canada. Pada daerah ini diduga terdapat kandungan hidrokarbon.
Ada banyak mud volcanoes di Trinidad and Tobago di Caribbean dan Beberapa mud volcanoes di tropical island meliputi: Devils Woodyard mud volcano near HindustanMoruga Bouffe mud volcano near Moruga Piparo mud volcanoChatham mud volcano di Columbus Channel

3. DI BELAHAN DUNIA LAINNYA

Pada pulau Baratang, bagian dari kepulauan Great Andaman pada Andaman Islands, samudra Indian juga memiliki mud volcanic yang activ. Sebagian besar terjadi peristiwa erupsi mud volcano pada tahun 2003.

ASAL MUASAL LUMPUR VULKANIK



Lumpur vulkanik, atau dikenal juga dengan sebutan endapan vulkanik, merupakan sepupu dekat magnetik vulkanik. Keduanya merupakan hasil dari struktur rembesan yang tercipta karena tekanan lumpur yang menghancurkan formasi batuan sehingga menembus permukaan bumi atau dasar laut.

Keduanya juga biasanya dikaitkan dengan garis patahan, retakan, atau lipatan tajam dan sering juga diasosiasikan dengan pergeseran lempeng tektonik.

Lumpur vulkanik biasanya merupakan semburan lumpur atau tanah liat bercampur air, diikuti gas metan, yang umumnya cenderung membentuk lumpur padat atau cadangan tanah liat berbentuk kerucut seperti gunung.

Sumber lumpur vulkanik umumnya dapat dilacak ke substansi di lapisan bawah permukaan bumi dan bercampur dengan lumpur atau serpihan.

Lumpur vulkanik ini seringkali dikaitkan dengan zona gempa bumi dan merupakan hal yang biasa di area yang kaya dengan hidrokarbon.

Penyebab munculnya lumpur vulkanik adalah, sederhananya, sekelompok batu yang kelebihan berat karena dibebani oleh kandungan padat dari serpihan yang tidak kompak. Bagaimanapun juga, lumpur vulkanik di seluruh dunia diasosiasikan dengan gas metan. Dan kehadiran gas metan di lapisan bawah permukaan bumi juga merupakan esensi utama fenomena yang dikombinasikan dengan pemicu tambahan seperti aktivitas tektonik ini.

Lumpur merupakan campuran tanah liat dan air garam, yang tetap dipertahankan dalam kondisi semi cair oleh aktivitas pengadukan gas metan yang dilepaskan. Gas metan diperoleh baik langsung dari unsur organik atau akumulasi sekunder di pasir yang berada di dalam serpihan batu atau dari tandon yang lebih besar. Beberapa minyak cair seringkali, tetapi tidak selalu, juga dikaitkan dengan gas hidrokarbon pada lumpur vulkanik. Umumnya aktivitas lumpur vulkanik secara sederhana merupakan permukaan tipis yang berlumpur dan biasanya mengandung air garam yang ditemani oleh gelembung gas.

Banyak contoh dikenal sebagai ledakan yang sangat eksplosif dimana sejumlah besar batu-batuan disemburkan beberapa ratus meter ke udara dan dihamburkan secara luas ke seluruh daerah. Semburan keras yang tidak berlangsung terus-menerus ini dengan kuat menunjukkan bahwa motif kekuatan tersebut bukan hanya beban yang secara bertahap bertambah, tetapi juga karena pertumbuhan secara bertahap dan pelepasan tekanan internal dari produksi gas metan dalam tubuh sedimen atau formasi batuan yang hancur dan melesak ke atas permukaan.

Sekitar 1.100 lumpur vulkanik telah ditemukan di seluruh dunia di atas tanah dan di perairan dangkal. Diperkirakan ada 10.000 sumur ada di daratan dan lautan. Struktur terbesar memiliki diameter 10 km dan tinggi mencapai 700 meter. Azerbaijan paling banyak memiliki lumpur vulkanik, tercatat 300 buah.

Banyak lumpur vulkanik terdapat di pesisir Laut Hitam dan Laut Kaspia. Indonesia adalah tempat bagi sejumlah lumpur vulkanik, yang terbesar berada di Timor Barat yang ukurannya setara dengan ibukota Indonesia, Jakarta. Lumpur vulkanik yang paling cepat perkembangannya juga ada di Indonesia, berlokasi di pulau Jawa. Kekuatan tektonik dan simpanan sedimen dalam jumlah besar di tempat yang disebut terakhir telah menciptakan ladang lumpur vulkanik, sebagian besar memproduksi dan melepaskan gas metan dan hidrokarbon lainnya.

China memiliki sejumlah lumpur vulkanik di Provinsi Xinjiang. Ada juga lumpur vulkanik di pantai Arakan di Myanmar dan dua lumpur vulkanik aktif di Taiwan Selatan, dan sejumlah lainnya lagi yang tidak aktif.

Pulau Baratang, bagian dari Kepulauan Andaman di Samudera Hindia, memiliki beberapa situs aktivitas lumpur vulkanik. Pernah terjadi semburan yang signifikan pada tahun 2005 yang dipercaya terkait dengan gempa bumi di Samudera Hindia pada tahun 2004.

www.mudvolcano.com