

Lumpur vulkanik, atau dikenal juga dengan sebutan endapan vulkanik, merupakan sepupu dekat magnetik vulkanik. Keduanya merupakan hasil dari struktur rembesan yang tercipta karena tekanan lumpur yang menghancurkan formasi batuan sehingga menembus permukaan bumi atau dasar laut.
Keduanya juga biasanya dikaitkan dengan garis patahan, retakan, atau lipatan tajam dan sering juga diasosiasikan dengan pergeseran lempeng tektonik.
Lumpur vulkanik biasanya merupakan semburan lumpur atau tanah liat bercampur air, diikuti gas metan, yang umumnya cenderung membentuk lumpur padat atau cadangan tanah liat berbentuk kerucut seperti gunung.
Sumber lumpur vulkanik umumnya dapat dilacak ke substansi di lapisan bawah permukaan bumi dan bercampur dengan lumpur atau serpihan.
Lumpur vulkanik ini seringkali dikaitkan dengan zona gempa bumi dan merupakan hal yang biasa di area yang kaya dengan hidrokarbon.
Penyebab munculnya lumpur vulkanik adalah, sederhananya, sekelompok batu yang kelebihan berat karena dibebani oleh kandungan padat dari serpihan yang tidak kompak. Bagaimanapun juga, lumpur vulkanik di seluruh dunia diasosiasikan dengan gas metan. Dan kehadiran gas metan di lapisan bawah permukaan bumi juga merupakan esensi utama fenomena yang dikombinasikan dengan pemicu tambahan seperti aktivitas tektonik ini.
Lumpur merupakan campuran tanah liat dan air garam, yang tetap dipertahankan dalam kondisi semi cair oleh aktivitas pengadukan gas metan yang dilepaskan. Gas metan diperoleh baik langsung dari unsur organik atau akumulasi sekunder di pasir yang berada di dalam serpihan batu atau dari tandon yang lebih besar. Beberapa minyak cair seringkali, tetapi tidak selalu, juga dikaitkan dengan gas hidrokarbon pada lumpur vulkanik. Umumnya aktivitas lumpur vulkanik secara sederhana merupakan permukaan tipis yang berlumpur dan biasanya mengandung air garam yang ditemani oleh gelembung gas.
Banyak contoh dikenal sebagai ledakan yang sangat eksplosif dimana sejumlah besar batu-batuan disemburkan beberapa ratus meter ke udara dan dihamburkan secara luas ke seluruh daerah. Semburan keras yang tidak berlangsung terus-menerus ini dengan kuat menunjukkan bahwa motif kekuatan tersebut bukan hanya beban yang secara bertahap bertambah, tetapi juga karena pertumbuhan secara bertahap dan pelepasan tekanan internal dari produksi gas metan dalam tubuh sedimen atau formasi batuan yang hancur dan melesak ke atas permukaan.
Sekitar 1.100 lumpur vulkanik telah ditemukan di seluruh dunia di atas tanah dan di perairan dangkal. Diperkirakan ada 10.000 sumur ada di daratan dan lautan. Struktur terbesar memiliki diameter 10 km dan tinggi mencapai 700 meter. Azerbaijan paling banyak memiliki lumpur vulkanik, tercatat 300 buah.
Banyak lumpur vulkanik terdapat di pesisir Laut Hitam dan Laut Kaspia. Indonesia adalah tempat bagi sejumlah lumpur vulkanik, yang terbesar berada di Timor Barat yang ukurannya setara dengan ibukota Indonesia, Jakarta. Lumpur vulkanik yang paling cepat perkembangannya juga ada di Indonesia, berlokasi di pulau Jawa. Kekuatan tektonik dan simpanan sedimen dalam jumlah besar di tempat yang disebut terakhir telah menciptakan ladang lumpur vulkanik, sebagian besar memproduksi dan melepaskan gas metan dan hidrokarbon lainnya.
China memiliki sejumlah lumpur vulkanik di Provinsi Xinjiang. Ada juga lumpur vulkanik di pantai Arakan di Myanmar dan dua lumpur vulkanik aktif di Taiwan Selatan, dan sejumlah lainnya lagi yang tidak aktif.
Pulau Baratang, bagian dari Kepulauan Andaman di Samudera Hindia, memiliki beberapa situs aktivitas lumpur vulkanik. Pernah terjadi semburan yang signifikan pada tahun 2005 yang dipercaya terkait dengan gempa bumi di Samudera Hindia pada tahun 2004.
About 86% of released gases are methane, with much less carbon dioxide and nitrogen emitted. Ejected materials often are a slurry of fine solids suspended in liquids which may include water (frequently acidic or salty) and hydrocarbon fluids.
A mud volcano may be the result of a piercement structure created by a pressurized mud diapir which breaches the earth's surface or ocean bottom. Temperatures may be as low as the freezing point of ejected materials, particularly when venting is associated with the creation of hydrocarbon clathrate hydrate deposits.
Mud volcanoes are often associated with petroleum deposits and tectonic subduction zones and orogenic belts; hydrocarbon gases are often erupted. They are also often associated with lava volcanoes; in the case of such close proximity, mud volcanoes emit incombustible gases including helium, whereas lone mud volcanoes are more likely to emit methane.
In Azerbaijan, eruptions are driven from a deep mud reservoir which is connected to the surface even during dormant periods, when seeping water still shows a deep origin. Seeps have temperatures up to 2–3 °C above the ambient temperature.
Approximately 1,100 mud volcanoes have been identified on land and in shallow water. It has been estimated that well over 10,000 may exist on continental slopes and abyssal plains.
Mud volcanoes are frequently associated with earthquake zones. Many scientists suggest monitoring gas emissions and activity of mud volcanoes, because they can be suitable to predict strong earthquakes